Mentari baru aja muncul. Sinar hangatnya menerobos dedaunan. Langit begitu cerah. Cuman ada segerombol awan yang asyik bergelantungan di angkasa.
Warung Pecel mbok Minah yang ada di ujung Jalan desa tampak ramai oleh pembeli yang sebagian besar para petani yang akan berangkat ke sawah. Memang, warung Pecel yang biasa buka sejak mentari mulai bergeliat itu tampak ramai setiap harinya. Menu Nasi Pecel plus rempeyek kacang dan Nasi lodeh plus lauk Ikan Asin menjadi menu Utama.
Asyik memang, ditengah kabut yang rada dingin sambil nikmati cerahnya mentari, kita sarapan kayak gini. Aku ikut bergabung ditengah - tengah mereka. Aku mencomot sepotong Pisang goreng hangat sambil menunggu pesanan Nasi pecelku.
Pagi mulai merangkak naik. Sebagian petani sudah bersiap hendak berangkat ke sawah. Suasana warung mulai sepi. Sebenarnya aku ingin segera herngkang dari sini. namun, entahlah, rasanya ada sesuatu yang mengganjalku untuk segera pergi dari tempat ini.
"Mbok, Nasi pecelnya dua. Jangan lupa pake rempeyek kacang ya mbok!" Tiba - tiba saja aku tertegun oleh kehadiran seorang gadis. Dia tidak mengetahui keberadaanku. Aku menatapnya, Wajah manisnya dan rambutnya yang dibiarkannya tergerai panjang sepunggung, bener-bener mencerminkan seorang gadis desa yang masih lugu.
Dengan cekatan mbok Minah
melayani pesanan gadis itu..